Beranda | Artikel
Agenda Salafush Sholih di Bulan Ramadhan (1)
Kamis, 11 Juni 2015

Ramadhan tak lama lagi menyapa. Rindu insan-insan Mukmin yang terpendam selama 11 bulan, segera terobati dengan tibanya tamu mulia ini. Bulan yang penuh kebaikan. Pahala dilipat gandakan tak terhitung batasnya. Setan-setan dibelenggu, pintu-pintu surga dibuka, pintu-pintu neraka ditutup. Bulan ampunan dan rahmad. Di bulan ini terdapat malam yang lebih baik dari seribu bulan, sarana alternatif untuk meraup pahala yang banyak, ditengah singkat umur umat akhir zaman.

Selalu saja decak kagum menghampiri, saat membaca kisah para salafus shalih (orang-orang sholih terdahulu). Jejak kehidupan hamba-hamba Allah yang jujur. Hari-hari mereka sibuk dengan amal kebajikan. Seperti mustahil amalan dahsyat itu dilakukan oleh manusia. Namum mereka manusia, sebagaimana kita juga manusia. Mereka bisa, kitapun punya peluang untuk bisa, dengan taufik dan bimbingan dari Allah ‘azzawajalla.

Bila ingin memcari inspirasi, kisah hidup mereka amat pantas dijadikan bahan. Membaca biografi mereka, menumbuhkan secercah semangat untuk menghadapi kehidupan ke depan, menjadi insan yang lebih baik dan meninggalkan kenangan-kenangan indah di kehidupan fana, sebelum melangkah bertemu Sang Pencipta.

Tidak berlebihan bila sahabat Ibnu Mas’ud mengatakan,

من كان منكم مستناً فليستن بمن قد مات، فإن الحي لا تؤمن عليه الفتنة، أولئك أصحاب محمد صلى الله عليه وسلم، كانوا أفضل هذه الأمة، أبرها قلوباً، وأعمقها علماً، وأقلها تكلفاً، قوم اختارهم الله لصحبة نبيه، وإقامة دينه، فاعرفوا لهم فضلهم، واتبعوهم في آثارهم، وتمسكوا بما استطعم من أخلاقهم ودينهم، فإنهم كانوا على الهدى المستقيم

“Siapa diantara kalian yang ingin mencari teladan, carilah teladan dari orang-orang yang sudah meninggal. Karena sesungguhnya orang yang masih hidup itu tidaklah aman dari fitnah (ketergelinciran). Mereka adalah shahabat Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam. Generasi termulia dari umat ini. Yang paling baik hatinya, paling dalam ilmunya dan paling anti berlebihan dalam tindakan.

Allah memilih mereka untuk menjadi sahabat nabiNya. Demi menegakkan agamaNya. Maka akuilah keutamaan mereka. Ikutilah prinsip mereka. Dan contohlah budipekerti mereka semampu kalian. Karena sungguh mereka berada di atas petunjuk.”(Dinukil oleh Ibnu Abdil Baar dalam kitabnya: Jami’ Bayanil Ilmi wa Fadhlih).

Lebih-lebih di bulan mulia seperti Ramadhan, saat pahala dilipat gandakan lebih daripada bulan-bulan lain, maka kita dapati hari-hari mereka penuh dengan kegiatan ibadah dan berlomba-lomba berbuat baik kepada sesama. Banyak riwayat yang mengisahkan kesungguhan mereka dalam beribadah di bulan penuh berkah ini. Berikut beberapa kegiatan mereka di bulan ramadhan:

1. Memperbanyak sholat malam.

Karena Nabi sallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

ومن قام رمضان إيمانا واحتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa yang berdiri (menunaikan shalat) di bulan Ramadan dengan iman dan mengharap (pahala), maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari, no. 2008, dan Muslim, no. 174)

Diriwayatkan bahwa Umar bin Khotob radhiyallahu’anhu, menghidupkan malam ramadhannya dengan shalat semampu beliau. Sampai bila tiba tengah malam, beliau membangunkan keluarga beliau supaya bersama menjalankan sholat. Saat membangunkan, biasanya Umar mengatakan,

Shalat…shalat…

Seraya membaca firman Allah,

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ

Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, Kamilah yang memberi rezeki kepadamu. Dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwa” (Qs. Toha: 132)

Suatu hari Ibnu Umar membaca ayat,

أَمَّنْ هُوَ قَانِتٌ آنَاءَ اللَّيْلِ سَاجِدًا وَقَائِمًا يَحْذَرُ الْآخِرَةَ وَيَرْجُو رَحْمَةَ رَبِّه

Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadat di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (azab) akhirat dan mengharapkan rahmat Tuhannya. (Qs. Az Zumar: 9)

Karena saking istiqomahnya sahabat Utsman bin Affan mengerjakan sholat malam, Ibnu Umar sampai menafsirkan bahwa yang dimaksud ayat ini adalah Ustman radhiyallahu’anhu. Ibnu Abi Hatim mengatakan,

وإنما قال ابن عمر ذلك لكثرة صلاة أمير المؤمنين عثمان وقرائته حتى أنه ربما قرأ القرآن في ركعة

Ibnu Umar menjelaskan demikian, karena Amirul Mukmini; Utsman sering melakukan shalat malam dan banyak membaca Al Qur’an. Bahkan dikatakan seakan beliau membaca Al Qur’an seluruhnya dalam satu raka’at.”

2. Memperbanyak sedekah

Ibnu Abbas radhiallahu’anhuma bercerita tentang kedermawan Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam di bulan ramadhan,

كان رسول الله صلى الله عليه وسلم أجود الناس ، وكان أجود ما يكون في رمضان حين يلقاه جبريل ، وكان يلقاه في كل ليلة من رمضان فيُدارسه القرآن ، فالرسول الله صلى الله عليه وسلم أجودُ بالخير من الريح المرسَلة

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang paling dermawan. Beliau lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan; saat beliau bertemu Jibril. Jibril menemuinya setiap malam untuk mengajarkan Al Qur’an. Dan kedermawanan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam melebihi angin yang berhembus.” (HR. Bukhari, no.6)

Dalam hal meneladani Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam, para Salafush Sholih adalah orang yang paling terdepan. Oleh karenanya, kita dapati riwayat-riwayat yang menjelaskan kedermawanan mereka di bulan ramadhan. Seperti halnya Ibnu Umar radhiyallahu’anhuma, beliau tidaklah berbuka kecuali memanggil anak-anak yatim dan orang-orang miskin untuk buka bersama.

Abu Suwar Al ‘adi menceritakan, “Orang-orang dari Bani ‘Adi biasa sholat di masjid ini. Mereka tidak pernah berbuka sendirian. Bila ada orang yang bisa diajak berbuka di rumah, mereka baru makan. Bila tidak ada, maka mereka keluarkan hidangan makanan ke masjid, hingga para jamaahpun berbuka bersamanya.”

Terlebih dalam ibadah sedekah, terkandung ibadah lain yang besar pahalanya. Diantaranya memupuk rasa kasih sayang sesama muslim, dimana amalan ini adalah sebab masuk surga. Seperti dikabarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam,

لن تدخلوا الجنة حتى تؤمنوا و لن تؤمنوا حتى تحابوا

Kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman. Dan tidak akan menjadi orang mukmin kecuali kalian saling mencintai.” (HR. HR. Muslim)

Dan memberi makan buka untuk orang yang puasa, juga amalan yang tak ringan pahalanya. Nabi shallallahu alaih wasallam bersabda,

مَنْ فَطَّرَ صَائِمًا كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ غَيْرَ أَنَّهُ لَا يَنْقُصُ مِنْ أَجْرِ الصَّائِمِ شَيْئًا

Barangsiapa yang memberi buka puasa orang yang berpuasa, maka ia mendapatkan semisal pahala orang yang puasa itu; tanpa mengurangi pahala orang yang berpuasa itu sedikitpun.” (HR. Tirmidzi).

3. Banyak membaca Al Qur’an.

Sebagaimana kita ketahui, bulan ramadhan adalah bulan Al Qur’an (Syahrul Qur’an). Nabi kita; Muhammad shallallahu ‘ alaihi wa sallam menyimakkan hafalan Quran beliau kepada malaikat Jibril di bulan ramadhan. Ustman bin Affan, ketika ramadhan mengkhatamkan Al Qur’an sekali dalam sehari. Sebagian Salafush Sholih mengkhatamkan dalam tiga hari. Ada pula yang mengkhatamkan dalam seminggu. Mereka membaca Al Qur’an baik ketika shalat maupun di luar shalat.

Qotadah rahimahullah biasa menghatamkan Al Qur’an dalam seminggu. Namun untuk bulan ramadhan, beliau menghatamkannya dalam tiga hari. Saat sepuluh hari terakhir, beliau khatamkan dalam satu malam. Imam Az Zuhri rahimahullah, apabila tiba ramadhan beliau meliburkan rutinitas membaca hadis. Lalu beliau habis waktu untuk membaca Al Qur’an. Inilah Sufyan Ats Tsauri rahimahullah, apabila masuk bulan ramadhan beliau meliburkan ibadah-ibadah lain (yang sunah), kemudian beliau curahkan semua waktu untuk membaca Al Qur’an.

Ibnu Rojab rahimahullah menerangkan,

وإنما ورد النهي عن قراءة القرآن في أقل من ثلاث على المداومة على ذلك ، فأما في الأوقات المفضلة كشهر رمضان خصوصاً الليالي التي يطلب فيها ليلة القدر، أو في الأماكن المفضلة كمكة لمن دخلها من غير أهلها فيستحب الإكثار فيها من تلاوة القرآن اغتناماً للزمان والمكان ، وهو قول أحمد وإسحاق وغيرهما من الأئمة

“Ada riwayat yang menerangkan larangan mengkhatamkan Al Qur’an kurang dari tiga hari. Namun pada waktu-waktu mulia seperti bulan ramadhan, lebih-lebih di malam-malam terdapat lailatul qodr, atau di tempat-tempat mulia seperti Mekah; bagi pengunjung yang tidak menetap di sana, dianjurkan untuk memperbanyak bacaan Al Qur’an. Dalam rangka optimalisasi waktu dan tempat yang mulia. Inilah pendapat Ahmad bin Hambal, Ishaq dan para imam lainnya” (Latoiful Ma’arif hal. 171).

Berlanjut InsyaAllah…

***

Ditulis oleh: Ahmad Anshori
Artikel : Muslim.Or.Id

Riyadh, KSA. 22 Sya’ban 1436 / 9 Juni 2015

🔍 Imunisasi Dalam Islam, Ilmu Hakikat Para Auliya Dalam Islam, Doa Iftitah Dalam Solat, Keutamaan Orang Yang Berilmu, Ustadz Aris


Artikel asli: https://muslim.or.id/25737-agenda-salafush-sholih-di-bulan-ramadhan-1.html